Rektor Universitas Ahmad Yani (Unjani) Cimahi, Hikmahanto Juwana, mengingatkan potensi tantangan dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Ancaman terbaru dari Trump adalah penerapan tarif tinggi terhadap produk dari negara-negara anggota BRICS atau yang memiliki keterkaitan dengan kelompok tersebut.
“Saya harus mengingatkan bahwa AS, terutama di bawah Presiden Trump, tidak menyukai BRICS, apalagi jika kelompok ini memiliki mata uang sendiri selain dolar. Trump bahkan mengatakan akan menerapkan tarif hingga 100 persen,” ujar Hikmahanto, dikutip dari RRI, Senin (3/2).
Meskipun ancaman tersebut belum terealisasi, Hikmahanto menekankan bahwa Indonesia, sebagai anggota baru BRICS, harus bersiap menghadapi kemungkinan tersebut, mengingat ketergantungan ekonomi Indonesia pada pasar AS.
“Kita belum tahu apakah kebijakan ini akan diterapkan setelah Trump resmi menjabat. Namun, kita harus waspada dan mempertimbangkan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia,” tambahnya.
Dorongan untuk Memperkuat Ketahanan Ekonomi
Hikmahanto menegaskan pentingnya memperkuat ketahanan ekonomi nasional serta mendorong pengusaha lokal untuk memperluas pasar mereka ke luar negeri.
“Para pengusaha kita harus mulai mencari pasar baru, tidak hanya bergantung pada pasar domestik atau mitra dagang tradisional, tetapi juga menjajaki peluang di negara lain,” ujarnya.
Meski kebijakan AS berpotensi menimbulkan tantangan, Hikmahanto tetap optimistis bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS akan memberikan manfaat besar bagi pembangunan nasional. Selain itu, keanggotaan ini juga dapat memperkuat kebijakan luar negeri Indonesia yang aktif dan independen.
Keanggotaan Indonesia di BRICS: Peluang Besar bagi Ekonomi Nasional
Sejak diumumkan secara resmi oleh Brasil pada 6 Januari 2025, Indonesia telah menjadi anggota penuh BRICS, bersama Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Hikmahanto menilai Indonesia harus memanfaatkan peluang ini secara optimal.
“Tentu saja kita harus mengambil manfaat sebesar-besarnya dari keanggotaan di BRICS,” katanya.
Dengan populasi dan pasar yang besar, BRICS menjadi alternatif bagi sistem ekonomi global yang selama ini didominasi oleh negara-negara G7. Menurut Hikmahanto, Indonesia berpotensi memainkan peran penting dalam mewakili negara-negara berkembang serta berkontribusi dalam merumuskan kebijakan dan solusi ekonomi global.
“Ini baik untuk Indonesia. Keanggotaan di BRICS memungkinkan kita ikut membentuk kebijakan ekonomi dunia,” ujarnya.
Selain itu, BRICS membuka akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia serta menawarkan peluang investasi besar yang dapat mendukung pembangunan nasional.
“BRICS memberikan peluang investasi yang luar biasa, dan kita harus memanfaatkannya untuk mempercepat pembangunan nasional,” pungkasnya.[]
Post Views: 17