Ahlulbait Indonesia – Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Chanel Almaydan yang tayang pada 24 Februari, dan Chanel As_Shumudd, Ketua Umum Ahlulbait Indonesia (ABI), Ustadz Zahir Yahya, mengulas secara rinci peran, pengaruh, dan warisan yang ditinggalkan oleh Syahid Sayyid Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah Lebanon, bagi perjuangan keadilan dan kemerdekaan di tingkat global. Ustadz Zahir menegaskan bahwa perlawanan bukan hanya tentang figur individu yang besar, melainkan sebuah gerakan dan sistem yang akan terus hidup selama masih ada ketidakadilan dan bangsa yang mendambakan kemerdekaan.
Menurut beliau, inti dari perlawanan adalah kemampuan untuk mengubah ancaman dan tekanan menjadi peluang. Mentalitas pejuang ini, katanya, telah diwariskan dari generasi ke generasi dan menjadi fondasi bagi setiap gerakan yang memperjuangkan keadilan. “Bukan sekadar keagungan kepemimpinan semata, karena setiap tokoh besar pada akhirnya akan wafat, tetapi sistem yang telah dibangun akan terus berjalan dan berkelanjutan,” tegasnya.
Momentum Memperbaharui Janji Kesetian dan Baiat
Beliau juga menyampaikan belasungkawa mendalam atas syahidnya Sayyid Hassan Nasrallah dan Sayyid Safiuddin, yang beliau sebut sebagai ikon perjuangan dan Pemimpin Perlawanan yang telah menginspirasi umat Islam dan pejuang kemerdekaan di seluruh dunia. “Kami datang ke Lebanon bersama para peziarah dari berbagai penjuru dunia untuk menghadiri pemakaman jenazah pemimpin Syuhada umat ini. Beliau adalah tokoh luar biasa dalam sejarah modern,” ujarnya.
Meskipun sudah lima bulan berlalu sejak kesyahidan Sayyid Hassan, Ustadz Zahir mengakui bahwa rasa sedih dan kerinduan terhadap sosok pemimpin tersebut tidak berkurang. Justru, momentum pemakaman tersebut semakin memperkuat semangat dan komitmen untuk melanjutkan perjuangan. “Inilah momen untuk memperbaharui janji kesetian dan baiat kami, mempertegas janji kami terhadap jalan perjuangan Pemimpin ini,” katanya.
“Menegaskan jalan kami di jalan Islam Muhammadi yang murni. Kami akan terus mebela kebenaran serta membela hak-hak rakyat Palestina,” tegasnya lagi.
Kombinasi Unik Ideologi Keagamaan dan Nasionalisme
Salah satu warisan terbesar Sayyid Hassan Nasrallah, menurut Ustadz Zahir, adalah kemampuannya menggabungkan dasar-dasar ideologi keagamaan dengan nilai-nilai nasionalisme—sesuatu yang tidak terjadi pada banyak gerakan serupa di dunia. “Perlawanan Sayyid Hassan ini secara unik berhasil menggabungkan dasar-dasar ideologi keagamaan dengan nilai-nilai nasionalisme. Sementara banyak gerakan serupa cenderung memisahkan keduanya,” ujarnya.
Menurut Ustadz Zahir, bagi masyarakat Indonesia, khususnya pecinta Ahlul Bait, Sayyid Hassan dipandang sebagai sosok ulama dan pejuang terkenal dan yang tak tertandingi, dan berhasil memimpin gerakan Perlawanan terbesar di kawasan. “Hizbullah di bawah kepemimpinan Sayyid Hasan mewakili gerakan perlawanan yang mampu beradaptasi dengan realitas keberagaman Lebanon, baik dalam hal agama maupun mazhab,” jelas Ustadz Zahir. Hal ini, menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia dan dunia, terutama dalam menghadapi tantangan pluralisme dan persatuan.
Kekuatan Perlawanan yang Tak Pernah Padam
Menanggapi narasi media yang menyatakan bahwa Hizbullah semakin melemah pasca kesyahidan Sayyid Hassan, Ustadz Zahir menegaskan bahwa pandangan tersebut keliru dan tidak memahami esensi Perlawanan. “Mereka yang mengatakan Hizbullah kalah atau melemah tidak memahami rahasia kekuatan Perlawanan. Perlawanan dibangun atas dasar hak-hak yang ditegaskan oleh semua agama, syariat, seluruh akhlak serta undang-undang internasional. Bahwa Perlawanan berjuang demi kemerdekaan bangsa-bangsa terutama bangsa Palestina,” tegasnya.
Beliau menambahkan, Poros Perlawanan akan terus hidup selama masih ada manusia yang mendambakan kemerdekaan dan keadilan. “Poros Perlawanan berjuang demi kehormatan hidup mereka, oleh karena itu Perlawanan akan terus hidup, selama masih ada hati nurani manusia yang masih hidup. Selama masih ada umat yang mendambakan kemerdekaan,” tegasnya.
Darah Syuhada yang Menguatkan Gerakan
Ustadz Zahir yakin bahwa kesyahidan Sayyid Hassan Nasrallah justru akan menguatkan pengaruh dan keberadaan Poros Perlawanan. “Kesyahidan beliau adalah kehilangan yang tak tergantikan, tetapi kami yakin bahwa Sayyid Hassan telah meninggalkan sistem dan pilar kelembagaan yang kuat,” katanya.
Beliau menjelaskan, selama kepemimpinan Sayyid Hassan, Hizbullah dan gerakan Perlawanan semakin kuat berkat sistem dan pola kerja yang dibangun dan diupayakan selama hidupnya. Menurut Ketua Umum ABI ini, tokoh besar pasti akan meninggal, tetapi sistem yang sudah dibangunnya akan tetap berkelanjutan. “Bukan sekedar keagungan kepemimpinan semata, karena tokoh dengan semua kebesarannya pasti akan meninggal, akan tetapi sistem akan tetap berjalan dan berkelanjutan. Inilah yang membuat Perlawanan tetap hidup,” ujarnya.
Komitmen untuk Meneruskan Perjuangan
Ustadz Zahir menegaskan komitmennya, bersama Ahlulbait Indonesia, untuk terus berjalan di jalan Islam Muhammadi yang murni, membela kebenaran, serta memperjuangkan hak-hak rakyat Palestina.
Warisan Sayyid Hassan Nasrallah, menurut beliau, tidak hanya terbatas pada Lebanon atau dunia Islam saja, tetapi juga menjadi inspirasi bagi semua pejuang kemerdekaan dan keadilan di seluruh dunia.[]
Silahkan rujuk ke Chanel ini:
https://www.instagram.com/share/BAMj-dxyau
WHATSAPP: https://whatsapp.com/channel/0029Val2zDIEFeXdkw7Ala0Y
INSTAGRAM: https://www.instagram.com/reel/DG-WHuwtWyS/?igsh=MTY4Yjh6aXZhZTRndA==
TELEGRAM: https://t.me/asshumuddmedia/356
Post Views: 11