Inilah Ciri-Ciri Pembunuh Imam Husein Cucu Rasulullah

Bismillahirrahmannirahim – Sheikh Hussein Ansarian mengungkapkan bahwa sifat keras kepala dan kesombongan berakar dari materialisme manusia yang lahir akibat dari kecintaan berlebihan terhadap dunia.

Guru besar studi Islam dalam ceramahnya di Hosseiniyeh Hedayat mengatakan, orang baik pada masa Nabi hingga saat ini tidak pernah menerima kebenarannya.

“Sekelompok orang, baik pada masa para Nabi maupun pada masa Ahlul Bait, sejak saat itu hingga sekarang, tidak pernah menerima kebenaran dengan kesombongannya, bahkan setelah melihat mukjizat para Nabi Ilahi dan Ahlul Bait, mereka tetap tidak menerima kebenaran karena kesombongannya yang ekstrim,” jelasnya, dikutip Parstoday, Selasa 9 Juli 2024.

“Al-Qur’an menegaskan bahwa mereka mengejek mukjizat dan menganggap kata-kata para Nabi dan rasul sebagai legenda, dan mereka tidak memiliki alasan rasional atau ilmiah atas pernyataannya. Mereka selalu bertahan dalam kesombongan dan keras kepala. Misalnya, pada hari Asyura, ketika Sayidah Zainab berkata kepada Imam Hussain, perkenalkan diri Anda kepada orang-orang ini, mungkin mereka akan sadar dan melihat kenyataan. Menurut pakar agama ini, hal tersebut disebabkan sifat keras kepala dan sombong mereka,” ujar Sheiikh Ansarian menguraikan.

Tokoh agama ini menilai sifat keras kepala dan kesombongan berakar pada materialisme manusia dan ini adalah akibat dari kecintaan yang ekstrim terhadap dunia.

“Orang yang sombong berakar pada kesombongan setan. Tuhan Yang Maha Esa adalah Pemilik segala kesempurnaan dan Pencipta yang ada dan Pencipta semua makhluk, dan Iblis mengetahui semua hal ini, tetapi dia tidak menerima perintah Tuhan karena kesombongan atau ketidaktahuan. Iblis juga mengenal Kiamat dengan baik,” tegas guru besar hauzah Ilmiah ini.

Sheikh Ansarian menunjukkan bahwa orang-orang sombong di dunia adalah murid-murid Iblis, dan menyatakan, “Siksaan orang-orang sombong di dunia seperti siksa setan.

Tuhan akan membawa mereka semua ke neraka bersama Iblis dan mengisi neraka dengan mereka. Para pencinta Ahlul Bait Nabi dan Imam Husain patut berbahagia karena mereka bukan murid mazhab Iblis.

Siapa pun yang menjadi murid sekolah ini tidak akan menitikkan air mata atas kezaliman terhadap Nabi dan keluarganya serta meninggalkan kewajiban yang telah Allah tetapkan bagi mereka,”.

Beliau menyatakan bahwa orang yang sombong adalah musuh agama dan kebenaran.

“Mereka tidak pernah berhenti bersikap sombong. Al-Qur’an dan Ahlul Bait Nabi adalah dua ukuran yang membuat seseorang bisa bahagia. Oleh karena itu, dalam segala aspek kehidupan, seseorang harus bertindak sesuai dengan kaidah kedua ukuran tersebut.

Merujuk pada ayat 97 Surah Nahl Al-Qur’an, Ansarian berkata: Dalam ayat ini, amal shaleh tidak dibedakan apakah dikeluarkan oleh laki-laki atau perempuan; Namun ada perbedaan yang membedakan amal shaleh ini adalah mengimani tauhid, kenabian, imamah dan kebangkitan.

Allah berfirman, “Tempatku di hati orang yang berduka, maka Allah ada di hati orang yang berduka. Hidup suci adalah pahala bagi orang yang beriman dan beramal shaleh,”.

Profesor seminari ini melanjutkan: Mendapatkan penghidupan yang halal disebutkan di samping ibadah kepada Allah.

Apa alasan 30.000 orang datang berperang melawan Imam Husain (AS), cucu Nabi Islam dan Ahl al-Bayt yang disebutkan dalam Al-Qur’an? Alasan membunuh imam mereka adalah makanan yang haram.

Hati mereka tertutup terhadap kebenaran, dan cahaya Al-Qur’an, Imamat, dan kebenaran sama sekali tidak masuk ke dalam hati mereka.

Beliau mencontohkan: Jika manusia menginginkan ibadah yang ikhlas, hendaknya ia terlebih dahulu menjadikan makanan dan rezekinya halal. Harta yang haram tidak membuat seseorang bisa diselamatkan melalui ibadah.

Kita bisa mendapatkan kehidupan yang baik dengan makanan halal. Setan selalu mengajak manusia untuk melakukan hal-hal buruk dan berbohong kepada Tuhan.////

TERKINI

EDUKASI