Mencari ilmu pengetahuan adalah jalan terbaik untuk mencapai puncak kesempurnaan. Tanpa ilmu, manusia tidak akan mampu berbuat apa-apa dan tidak akan mencapai tujuan yang tinggi. Ilmu adalah kunci pembuka segala pencapaian, baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Rasulullah Saw bersabda:
“Tiada kebaikan dalam hidup kecuali bagi dua orang: orang berilmu yang ditaati atau pendengar yang sadar (penuh perhatian).” (Al-Kāfī)
Hadis ini menegaskan bahwa kehidupan yang benar-benar bermanfaat hanya dimiliki oleh mereka yang berilmu dan mampu membimbing orang lain, serta mereka yang memiliki kesadaran untuk mendengar dan memahami ilmu dengan baik. Keduanya berperan dalam membangun masyarakat yang maju dan beradab.
Imam Ali Hadi a.s. juga menekankan pentingnya ilmu sebagai jalan menuju kesempurnaan. Beliau berpendapat bahwa setiap manusia harus menimba ilmu dan makrifat sebagai bekal dalam meraih tujuan hidupnya. Sebab, tanpa ilmu, seseorang tidak akan pernah sampai kepada tujuannya.
Imam Ali Hadi a.s. bersabda:
“Ilmuwan dan penimba ilmu keduanya adalah mitra dalam kemajuan dan hidayah.”
Perkataan beliau ini menunjukkan bahwa ulama dan cendekiawan memiliki peran penting dalam membimbing umat. Jika mereka tidak berusaha mengajarkan dan menyebarkan ilmu, serta jika masyarakat tidak memiliki semangat untuk menuntut ilmu, maka tingkat pemikiran dan budaya masyarakat akan stagnan, dan kemajuan pun tidak akan tercapai.
Selain menekankan pentingnya ilmu, Imam Ali Hadi a.s. juga mengajarkan bahwa salah satu ciri utama para wali Allah SWT dan orang-orang saleh adalah sikap pemaaf, lapang dada, serta kesediaan untuk menerima permintaan maaf orang lain.
Ayub bin Nuh meriwayatkan bahwa Imam Ali Hadi a.s. pernah menasihati seorang sahabatnya yang telah menyakiti hati seseorang. Dalam sebuah surat, beliau menulis:
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba-Nya, maka Dia akan menganugerahkan kepadanya sifat di mana setiap kali ia dimintai maaf, ia akan menerimanya.”
Pesan ini menunjukkan bahwa kebesaran seseorang tidak hanya ditentukan oleh ilmunya, tetapi juga oleh akhlaknya. Ilmu tanpa akhlak tidak akan memberikan manfaat yang sejati. Oleh karena itu, selain berusaha untuk menjadi orang berilmu, seseorang juga harus memiliki kelapangan hati dalam menghadapi orang lain.
Dengan demikian, ilmu dan akhlak menjadi dua pilar utama dalam mencapai kesempurnaan. Mereka yang menguasai ilmu harus membimbing dan menyebarkan manfaat bagi masyarakat, sementara mereka yang menuntut ilmu harus melakukannya dengan kesadaran dan kesungguhan. Dengan kombinasi ini, kemajuan individu dan masyarakat akan dapat terwujud.[]
Sumber: IRIB Indonesia, Al-Kāfī
Post Views: 13