Perang Sarung Maut! KPAI: 3 Anak Tewas, Kejahatan Naik


Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti lonjakan kasus kejahatan jalanan yang melibatkan anak-anak selama Ramadan. Tidak hanya sebagai korban, anak-anak juga semakin sering terlibat sebagai pelaku. KPAI mencatat sedikitnya 264 kasus kekerasan fisik terhadap anak sepanjang 2024, dengan tiga anak tewas akibat perang sarung yang berujung fatal.

“Perang sarung bukan lagi sekadar tradisi, tetapi telah berubah menjadi aksi kekerasan yang merenggut nyawa anak-anak,” ujar Komisioner KPAI, Diyah Puspitarini, dilansir Tempo, Senin (10/3).

Menurut Diyah, pola kejahatan ini umumnya terjadi pada malam hari setelah salat Tarawih atau menjelang sahur. Anak-anak berkumpul di jalanan sepi, lintas kabupaten, atau di sekitar markas kelompok tertentu. Yang lebih mengkhawatirkan, mereka kini menggunakan batu, gir, tongkat, hingga senjata tajam dalam aksinya.

Patroli Lemah, Sosialisasi Minim

KPAI menilai lemahnya patroli keamanan serta kurangnya sosialisasi pencegahan turut memperburuk situasi. “Patroli belum maksimal, sementara edukasi ke masyarakat juga masih minim. Pemerintah daerah hingga tingkat desa harus lebih aktif dalam pencegahan,” tegas Diyah.

Untuk mengatasi maraknya kejahatan jalanan ini, KPAI merekomendasikan beberapa langkah strategis, seperti:

– Pemerintah pusat dan daerah menyusun regulasi teknis pencegahan dan penanganan kekerasan jalanan.

– Aparat keamanan meningkatkan patroli pada jam-jam rawan.

– Pemuka agama mengedukasi masyarakat tentang bahaya kejahatan jalanan melalui ceramah keagamaan.

– Organisasi masyarakat seperti PKK, Karang Taruna, dan Forum Anak aktif mengampanyekan pencegahan.

– Rehabilitasi bagi anak korban, saksi, maupun pelaku kekerasan jalanan agar pulih secara fisik, sosial, dan mental.

KPAI berharap langkah-langkah ini segera diterapkan sebelum libur panjang yang kerap menjadi pemicu meningkatnya aksi kekerasan jalanan di kalangan anak-anak. Tanpa tindakan nyata, masa depan generasi muda bisa terancam.[]


Post Views: 7



Source link

TERKINI

EDUKASI