Ahlulbait Indonesia – Gaza kini tak ubahnya ladang kematian. Setiap sudutnya menyimpan jeritan pilu, tubuh-tubuh mungil yang berserakan, serta puing-puing rumah yang hancur menjadi debu. Di tengah genangan darah dan reruntuhan itu, Sayyid Abdul Malik al-Houthi; pemimpin Gerakan Ansarullah Yaman, muncul dengan pidato yang membuncah oleh duka dan amarah. Ia menyebut agresi brutal zionis atas Gaza sebagai “kejahatan perang paling mengerikan di era modern.”
Dilansir Al-Manar, Kamis (24/4), dalam pidato yang disiarkan ke publik, Sayyid al-Houthi mengungkapkan betapa derita rakyat Palestina telah mencapai titik nadir. Selama lebih dari 50 hari, zionis menggempur wilayah Gaza tanpa henti, tanpa jeda, tanpa belas kasih. Sistem kesehatan nyaris lumpuh total. Pasokan medis dan bahan bakar diblokade, menewaskan puluhan pasien, termasuk penderita ginjal yang disebutnya mencakup 40 persen dari korban meninggal.
Kelaparan sebagai Senjata, Anak-Anak Jadi Target
Sayyid al-Houthi menegaskan bahwa zionis kini menjalankan kebijakan kelaparan sistematis dengan menutup akses makanan dan obat-obatan, serta menyerang siapa pun yang berusaha menyalurkan bantuan. Dalam sepekan terakhir saja, hampir seribu warga Palestina gugur atau terluka. Mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
“Gambar anak-anak yang tubuhnya tercabik setiap hari itu,” katanya getir, “adalah hasil dari bom-bom buatan Amerika yang terus dikirimkan ke zionis.”
Ia pun membantah klaim zionis soal keberhasilan militer. Menurutnya, semua itu hanyalah propaganda. Tidak ada terowongan yang berhasil ditemukan, tidak ada pencapaian signifikan di medan tempur. Yang ada hanyalah pembantaian massal dan penghancuran brutal atas infrastruktur sipil.
Tepi Barat Mendidih, Jenin Terluka
Pidato itu juga menyorot eskalasi kekerasan di Tepi Barat. Sayyid al-Houthi menuding adanya proyek penghancuran sistematis, terutama di Jenin, di mana sekitar 3.000 unit rumah dihancurkan. Sementara itu, pemukiman ilegal terus bertambah, tanah Palestina dirampas, dan penggusuran dilakukan secara masif, semua demi mempercepat proyek pendudukan total.
Baca juga : Rudal Hipersonik Yaman Hantam Haifa, Sistem Pertahanan Israel Gagal Mencegat
Masjid Al-Aqsa dalam Bahaya
Tak hanya Gaza dan Tepi Barat, Masjid Al-Aqsa pun tak luput dari ancaman. Sayyid al-Houthi mengecam penyerbuan terbesar dalam sejarah kompleks suci itu, yang dilakukan oleh lebih dari 7.000 pemukim zionis. Ia menyebut serbuan itu sebagai bagian dari proyek penghancuran Al-Aqsa demi membangun “Kuil Sulaiman” versi zionis, sebagaimana ditunjukkan dalam video-video propaganda yang kini tersebar luas.
Amerika, Mitra Utama Kejahatan Perang
Pidatonya juga mengarah langsung ke Amerika Serikat, yang disebutnya sebagai “mitra utama kejahatan perang.” Sayyid al-Houthi menegaskan bahwa AS terus memasok senjata ke Israel setiap hari melalui jalur udara, sebagai bahan bakar bagi bara kekejaman yang tak kunjung padam.
Seruan untuk Bangkit dan Melawan
Menutup pidatonya, Sayyid al-Houthi menyampaikan penghormatan mendalam atas keteguhan rakyat Palestina. Ia menegaskan bahwa perlawanan adalah satu-satunya jalan untuk melawan kezaliman ini. Ia menyeru dunia Arab dan Islam untuk tak berhenti pada kecaman belaka, tapi bertindak nyata: memutus hubungan dengan entitas zionis dan memberikan dukungan konkret bagi perjuangan Palestina.
“Pada akhirnya,” ucapnya penuh keyakinan, “kemenangan akan menjadi milik para pejuang yang tak pernah menyerah.” []
Baca juga : Raja Salman Kirim Pesan ke Pemimpin Revolusi Iran melalui Menteri Pertahanan