Sekjen Hizbullah, Syaikh Naim Qassem, menegaskan bahwa perlawanan akan keluar sebagai pemenang dalam konflik yang sedang berlangsung dengan mencegah musuh Zionis mencapai tujuannya. Hal ini disampaikan Syaikh Qassem dalam pidato yang disiarkan pada Rabu (20/11), dilansir al-Manar.
Menghormati Para Syahid dan Ancaman Balasan
Syaikh Qassem memberikan penghormatan kepada arwah para syahid, termasuk Sayyid Hashem Safieddine yang berperan penting dalam memimpin Dewan Eksekutif Hizbullah yang menangani isu pendidikan, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Ia juga menyoroti pembunuhan Martir Haji Mohammad Afif, kepala hubungan media Hizbullah, dalam serangan Israel di Beirut.
“Musuh Israel harus memahami bahwa Tel Aviv pusat akan membayar mahal atas setiap agresi terhadap Beirut. Kami tidak akan meninggalkan Beirut meski di bawah serangan,” tegasnya.
Dukungan untuk Gaza dan Keteguhan Perlawanan
Syaikh Qassem juga menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka yang menyampaikan belasungkawa atas syahidnya Sekjen Sayyid Hasan Nasrallah, serta memberikan ucapan selamat atas penunjukan Sekjen baru Hizbullah.
Ia menegaskan bahwa Hizbullah tetap berdiri teguh mendukung Gaza, meski dengan mempertimbangkan situasi di Lebanon. “Kami bangga menjadi salah satu pihak yang mendukung Gaza, di tengah dunia yang apatis kecuali Irak, Yaman, dan Iran,” ujarnya.
Menurut Syaikh Qassem, meskipun serangan Israel menimbulkan kerugian besar, Hizbullah masih memiliki banyak kader tangguh yang siap menghadapi segala tantangan. Hizbullah juga menerima proposal gencatan senjata dari Biden-Macron, tetapi Israel tetap melanjutkan agresinya dengan membunuh Sekjen Hizbullah.
Dua Bulan Perlawanan dan Ketangguhan Legendaris
Selama dua bulan perlawanan menghadapi perang total Israel di Lebanon, Syaikh Qassem menegaskan bahwa Hizbullah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa. Ia membantah klaim tentang invasi Israel di beberapa desa di Lebanon Selatan, menekankan bahwa Hizbullah bukanlah tentara konvensional, melainkan bergerak melawan musuh di mana pun mereka beroperasi.
“Periksa kerugian mereka dan lihat di mana kami menghadapi mereka,” katanya.
Ia menegaskan bahwa Israel tidak akan pernah bisa mengalahkan Hizbullah atau memaksakan syarat-syaratnya pada Lebanon. “Kami dihadapkan pada dua pilihan: perang atau penghinaan, dan penghinaan tidak akan pernah menjadi pilihan kami!”
Perlawanan di Semua Bidang
Syaikh Qassem juga mengungkapkan bahwa Hizbullah akan tetap melanjutkan perlawanan, baik secara militer maupun politik, termasuk melalui proses pemilihan presiden Lebanon sesuai dengan Kesepakatan Taif.
“Kami akan terus hadir di medan perlawanan dan politik untuk melindungi serta membangun bangsa,” tegasnya.
Ia menutup pidatonya dengan menyampaikan penghargaan kepada para pejuang mujahidin dan para pendukung perlawanan, menegaskan bahwa Hizbullah siap membayar harga apa pun untuk menggagalkan tujuan musuh. “Ketika kita mencegah musuh mencapai tujuannya, itulah kemenangan kita.”