Oleh: Muhlisin Turkan
Ahlulbait Indonesia – Di era di mana kebenaran harus auto-tune dulu agar bisa didengar, dan keadilan butuh filter TikTok untuk jadi viral, datanglah sebuah mahakarya: “Boom, Boom, Tel Aviv”. Bukan, ini bukan judul EDM murahan atau iklan minuman energi. Ini adalah nada pembalasan geopolitik. Lagu ini bukan sekadar musik, ini soundtrack sejarah yang disusun dari ledakan-ledakan moral, irama balistik, dan bass yang mewakili seluruh luka Palestina.
Dirilis pada 20 Juni 2025, tepat di tengah kobaran balasan rudal Iran terhadap rezim Zionis, lagu ini langsung naik pangkat, dari musik independen ke senjata budaya pemusnah massal. Dengan 577 juta lebih penayangan dalam 24 jam, barangkali hanya satu hal yang lebih cepat dari popularitasnya, sistem pertahanan udara yang tidak berhasil mencegatnya.
“Boom, Boom, Tel Aviv“, seperti nama judulnya yang penuh kelembutan yang gahar, berhasil menyandingkan irama menghentak dengan perlawanan sejarah kolektif. Lagu ini bukan provokasi; ini pengingat. Bukan kebencian; ini memoar sonik tentang sebuah wilayah yang terlalu lama mengira dirinya tak akan pernah kena giliran.
Lirik yang Lebih Tajam dari Resolusi PBB
Coba simak penggalan lirik ini:
You mocked the dead, you danced on graves,
Kau mengejek para syuhada, menari di atas kubur mereka,
Now missiles light your skies like tidal waves.
Kini rudal menerangi langitmu seperti gelombang raksasa.
You say you didn’t start this war,
Kau bilang bukan kau yang memulai perang ini,
But the world can see what you’re fighting for.
Tapi dunia tahu apa yang sebenarnya kau perjuangkan.
This is what you get for all your evil deeds.
Inilah balasan atas segala kejahatanmu,
You brought this on yourself, now it’s your time to bleed.
Ini ulahmu sendiri, sekarang waktunya kau berdarah,
Begitu puitis dan mendalam, hingga bisa membuat juru bicara IDF merenung di tengah briefing. Lirik ini bukan sekadar kata-kata. Ini adalah laporan HAM dalam bentuk chorus, lengkap dengan hook yang menusuk seperti embargo yang tak kunjung tiba untuk pihak yang seharusnya.
Zionis, TikTok, dan Grammy: Trinitas Dunia Baru
Komentar pengguna X (sebelumnya Twitter, sekarang entah siapa yang punya) menambah bumbu sarkasme global:
“Lagu ‘Boom Boom Tel Aviv’ baru saja dinominasikan untuk Grammy! Musiknya lebih dahsyat daripada rudal.”
Apakah ini bentuk perlawanan budaya? Atau hanya algoritma yang akhirnya berpihak pada pihak yang benar? Entahlah. Yang jelas, TikTok tidak bisa membungkam irama keadilan, meski telah berkali-kali mencoba menyensor realitas dengan shadowban dan moderasi ala Barat.
Lucas Gage: Marinir, Musikus, Mujahid Digital
Sosok di balik simfoni ini adalah Lucas Gage, seorang mantan marinir Amerika Serikat yang kini menjelma menjadi seniman politik sekaligus pengganggu narasi arus utama. Dari medan tempur Afghanistan hingga gelanggang digital, Gage kini melancarkan serangan bukan lagi dengan peluru, melainkan dengan dentuman beat yang menggugah dan mengusik kesadaran.
“Keadilan adalah elemen yang meledakkan lagu ini,” katanya. Dan jujur saja, jika “justice” bisa didownload dalam format MP3, maka inilah dia.
Dalam wawancaranya dengan Tehran Times pada 25 Juni 2025, surat kabar yang lebih jujur dari 80% media mainstream, Gage menyebutkan bahwa musik adalah bahasa universal. Tentu, kecuali bagi Zionis, yang tampaknya hanya mengerti bahasa sanksi, senjata, dan air mata anak Gaza.
Ketika Musik Menjadi Rudal Balistik
“Boom, Boom, Tel Aviv” bukan sekadar lagu. Ia adalah protes terhadap dominasi budaya yang meninabobokan dunia dengan lagu-lagu dangkal dan pesan-pesan kosong. Sementara barat sibuk menyuntikkan ideologi lewat konser dan film Marvel, Perlawanan menjawab dengan sebuah lagu: minimalis, tajam, dan nyaring.
Lebih dari itu, ini adalah deklarasi musikal bahwa “enough is enough.” Dunia sudah muak. Generasi muda sudah bangun. Dan algoritma, betapapun dikendalikan oleh para oligark digital, tak bisa lagi membendung semangat global untuk menyaksikan jatuhnya satu entitas yang terlalu lama hidup di atas impunitas.
Pesan untuk Iran dan Dunia
Gage menyampaikan pesan kepada rakyat Iran, dan secara tersirat kepada seluruh dunia yang masih punya nurani:
“Kami yang sadar di Amerika tidak ingin perang dengan Iran. Pemerintah kami bukan representasi kami. Musuh kami juga musuhmu: parasit asing yang memperalat bangsa kami demi imperialisme dan perang abadi.”
Sebuah pengakuan langka. Mungkin terlalu jujur untuk CNN, tapi terlalu benar untuk diabaikan.
Nada Karma yang Tak Terelakkan
“Boom, Boom, Tel Aviv” bukan sekadar viral. Ia adalah lonceng kebangkitan. Sebuah pengingat sarkastik namun anggun bahwa bahkan di dunia yang dipenuhi ilusi, ada satu kebenaran yang tidak bisa dipalsukan, yaitu mereka yang menabur angin, pada akhirnya akan menuai badai, dalam stereo, dengan surround sound, dan kadang, dengan latar belakang api.
Dan jika suatu hari sejarah ditulis ulang dalam format audio, jangan kaget bila bait pembukanya terdengar seperti ini: “Boom. Boom. Tel Aviv.” []
Berikut lirik sekaligus terjemakannya
Boom, boom, Tel Aviv
(Chorus)
Boom, boom, Tel Aviv
This is what you get for all your evil deeds.
Inilah balasan atas segala kejahatanmu,
Boom, boom, boom, boom
Boom, boom, boom, boom
You brought this on yourself, now it’s your time to bleed.
Ini ulahmu sendiri, sekarang waktunya kau berdarah.
(Verse)
You mocked the dead, you danced on graves,
Kau mengejek para syuhada, menari di atas kubur mereka,
Now missiles light your skies like tidal waves.
Kini rudal menerangi langitmu seperti gelombang raksasa,
You say you didn’t start this war,
Kau bilang bukan kau yang memulai perang ini,
But the world can see what you’re fighting for.
Tapi dunia tahu apa yang sebenarnya kau perjuangkan.
(Verse)
The terror you feel, it’s not so new,
Teror yang kau rasakan, itu bukan hal baru,
Ask Gaza’s kids, they’ve lived it too.
Tanyakan pada anak-anak Gaza, mereka sudah lebih dulu menjalaninya.
You could’ve stopped, but chose to defy,
Kau bisa hentikan semuanya, tapi kau memilih membangkang,
Now smoke and fire fill your sky.
Sekarang langitmu dipenuhi asap dan api.
(Chorus)
Boom, boom, Tel Aviv
Boom, boom, Tel Aviv
This is what you get for all your evil deeds.
Inilah balasan atas segala kejahatanmu.
Boom, boom, boom, boom
Boom, boom, boom, boom
You brought this on yourself, now it’s your time to bleed.
Kau memicu semua ini, kini saatnya kau berdarah.
(Bridge)
You thought the world would look away,
Kau kira dunia akan tutup mata,
But justice has a price to pay.
Tapi keadilan selalu datang menagih bayaran.
You sowed the storm with blood and fear,
Kau tabur badai dengan darah dan teror,
And now that reckoning draws near.
Dan kini hari pembalasan pun kian mendekat.
(Chorus)
Boom, boom, Tel Aviv
Boom, boom, Tel Aviv
No one’s surprised it’s come to this.
Tak ada yang terkejut ini akhirnya terjadi.
Boom, boom, boom, boom
Boom, boom, boom, boom
You lit the match, now taste the abyss.
Kau nyalakan api, sekarang rasakan jurangnya.
Boom, boom, boom, boom
Boom, boom, boom, boom
This is what you get for all your evil deeds.
Inilah balasan atas segala kejahatanmu.