Ahlulbait Indonesia — Dewan Pimpinan Wilayah Ahlulbait Indonesia (DPW ABI) Banten menghadiri acara Halal Bihalal yang diselenggarakan oleh Majelis Taklim Al Mujtaba yang diselenggarakan oleh Yayasan Al Aqilah, Kota Tangerang, pada awal Mei 2025. Acara ini sekaligus menjadi penanda dimulainya kembali kegiatan pengajian rutin setelah jeda selama bulan Ramadan.
Acara tersebut diisi oleh salah satu anggota Dewan Syura ABI, Ustadz Abdullah Beik, yang menyampaikan ceramah tentang sejarah Halal Bihalal dalam tradisi Syiah. Dalam pemaparannya, Ustadz Beik menjelaskan bahwa tradisi Halal Bihalal adalah hasil kreativitas ulama Indonesia, yang tidak dijumpai di negara-negara Muslim lainnya.
“Halal bihalal merupakan momen penting untuk saling memaafkan atas kesalahan antar sesama manusia, setelah kita berharap telah diampuni oleh Allah SWT selama Ramadan, khususnya pada malam-malam kemuliaan seperti Lailatul Qadr,” ujar Ustadz Beik.
Lebih lanjut Ustadz Beik menjelaskan, Idul Fitri adalah hari kemenangan spiritual, ketika seorang mukmin kembali kepada fitrahnya, yakni kesucian jiwa seperti bayi yang baru dilahirkan. Namun, dosa-dosa yang terkait dengan sesama manusia hanya bisa diselesaikan melalui permohonan maaf secara langsung. Dalam konteks inilah Halal Bhalal menjadi sarana untuk menyempurnakan kemenangan rohani tersebut.
Baca juga : DPP Ahlulbait Indonesia Jalin Silaturahmi ke Kemendagri dan Kemenkumham
Ustadz Beik juga mengutip ayat-ayat Al-Quran, hadis-hadis Rasulullah SAW, dan teladan para Imam Ahlul Bait a.s, untuk menegaskan keutamaan sikap saling memaafkan. Beliau menyampaikan kisah-kisah inspiratif dari Imam Muhammad al-Baqir, Imam Musa al-Kadzim, dan Imam Ali Zainal Abidin sebagai cerminan sikap pemaaf yang luhur.
Selain itu, makna dari ucapan “Minal ‘Aidin wal Faizin” juga dijelaskan secara mendalam. Menurut Ustadz Beik, kalimat itu berarti harapan agar kita termasuk orang-orang yang kembali kepada kesucian (al-‘a’idin) dan meraih kemenangan spiritual (al-faizin). Kemenangan itu ditandai dengan kesempatan untuk membuka lembaran baru dalam kehidupan yang lebih baik dan penuh keberkahan.
Untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik pasca-Ramadan, Ustadz Beik mengajak jamaah untuk:
1. Meningkatkan ilmu dan wawasan keislaman dengan membaca dan menghadiri majelis-majelis taklim serta kegiatan peringatan hari besar Islam.
2. Membaca Al-Quran dengan upaya memahami maknanya melalui telaah terhadap tafsir-tafsir yang telah disusun para ulama.
3. Meningkatkan kualitas salat, terutama menjaga pelaksanaannya di awal waktu. Dalam hal ini, beliau menukil teladan dari Imam Khomeini yang sangat menekankan pentingnya shalat tepat waktu.
Acara berlangsung khidmat dan penuh kehangatan silaturahmi, menjadi momen awal yang inspiratif bagi para jamaah untuk melanjutkan pembinaan spiritual pasca-Ramadan dengan lebih semangat dan berkualitas.[]
Baca juga : ABI Kota Probolinggo dan PMI Teken MoU Donor Darah, Komitmen Kemanusiaan hingga 2030