Iran: Ini Awal dari Akhir Menyakitkan Rezim Zionis


Ahlulbait Indonesia — Iran mengutuk keras serangan militer Israel di sejumlah kota, termasuk Teheran, yang telah menewaskan sejumlah tokoh militer dan ilmuwan terkemuka. Serangan ini dianggap sebagai tindakan terorisme yang akan memicu konsekuensi strategis besar-besaran di kawasan.

Menurut laporan dari Kantor Berita Tasnim (13/6), tokoh-tokoh yang gugur syahid dalam serangan ini termasuk:

1. Mayor Jenderal Hossein Salami, Panglima Tertinggi IRGC
2. Mayor Jenderal Gholam Ali Rashid, Komandan Markas Besar Pusat Khatam al-Anbiya
3. Dr. Fereydoun Abbasi, ilmuwan nuklir dan mantan kepala Organisasi Energi Atom Iran
4. Dr. Mohammad Mehdi Tehranchi, ilmuwan dan Presiden Universitas Azad Islam

Respons Iran: Titik Balik yang Tak Terhindarkan

Juru Bicara Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, menegaskan bahwa “respons Iran kali ini akan berbeda dari sebelumnya dan akan mengguncang fondasi eksistensi Israel.”

Dalam pernyataannya, Shekarchi menyatakan bahwa serangan ini dilakukan dengan “dukungan terang-terangan dari Amerika Serikat” dan bahwa “musuh akan membayar harga yang sangat mahal.” Ia menambahkan bahwa wilayah permukiman sipil Iran menjadi sasaran, dan ini menjadi bukti kebangkitan kebencian dan keputusasaan musuh.

Kritik Internal di Israel

Di dalam wilayah pendudukan, tekanan terhadap pemerintahan Netanyahu meningkat. Sejumlah analis dan tokoh politik Israel menuding Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sengaja memprovokasi konflik regional demi menyelamatkan posisinya yang semakin terancam secara politik.

Pesan dari Pemimpin Tertinggi

Dalam pernyataan resminya, Imam Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa “rezim Zionis harus menerima hukuman berat atas tindakan pengecut ini.” Ia menambahkan bahwa darah para syuhada tidak akan tumpah sia-sia dan bahwa balasan strategis sedang disiapkan.

Analisis: Bukan Sekadar Serangan, Ini Titik Perubahan

Langkah Israel dianggap sebagai kesalahan strategis besar yang berpotensi menjadi awal dari kehancuran eksistensialnya. Banyak pengamat regional menyebut serangan ini sebagai “momen patah balik” dalam dinamika kekuatan di Timur Tengah.[]



Source link

TERKINI

EDUKASI