Iran Kecam Gaya Kasar AS: “Itu Bukan Diplomasi, Itu Pengkhianatan”


Ahlulbait Indonesia – Teheran melayangkan kecaman keras terhadap retorika Amerika Serikat dan langkah militer yang dinilai merusak peluang diplomasi. Dalam wawancara dengan saluran berita Russia Today yang ditayangkan Senin (30/06), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyebut sikap Washington “menghina dan tidak bisa diterima.”

“Menggunakan nada kasar terhadap pemimpin negara lain bukan hanya tidak menyenangkan, tapi juga sama sekali tidak membawa kredibilitas bagi AS,” ujar Baghaei tegas, dilansir Parstoday.

Ia mengungkapkan bahwa serangan mendadak dari rezim Zionis terhadap Iran terjadi hanya dua hari sebelum putaran keenam negosiasi yang dijadwalkan berlangsung di Muscat. Menurutnya, serangan itu tak mungkin dilakukan tanpa restu dari Washington.

“Kami tengah berada dalam proses perundingan dan sudah bersiap bertemu dengan delegasi AS. Namun, justru kami diserang. Ini jelas sabotase terhadap upaya diplomasi,” tambahnya.

“Menyerah Bukan Diplomasi”

Nada serupa juga disampaikan oleh Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeed Iravani. Saat diwawancarai CBS News pada Minggu (29/06), Iravani menolak tudingan bahwa Iran menolak jalan diplomasi.

“Menyerah tanpa syarat bukanlah negosiasi. Itu pemaksaan,” tegas Iravani. Ia menambahkan bahwa Teheran tetap terbuka untuk berdialog, selama proses itu didasarkan pada kesetaraan dan saling menghormati. “Jika mereka siap berunding, kami pun siap. Tapi jika hanya untuk memaksakan kehendak, maka tak ada ruang untuk negosiasi.”

“Amerika Mengarang Cerita”

Sementara itu, Wakil Menlu Iran Urusan Politik, Majid Takht-Ravanchi, membantah klaim Amerika soal adanya pertemuan yang telah dijadwalkan. Usai menghadiri rapat Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, ia menyatakan, “Tidak ada janji pertemuan seperti yang diklaim AS. Informasi mereka tidak benar.”

Dengan semakin panasnya ketegangan antara Iran dan blok AS-Zionis, Iran menegaskan satu hal: diplomasi sejati tidak bisa berjalan di bawah bayang-bayang intimidasi dan serangan militer.[]



Source link

TERKINI

EDUKASI