Ahlulbait Indonesia — Musyawarah Daerah (Musda) Serentak Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ahlulbait Indonesia (ABI) Kota Jakarta Selatan, Timur, Utara, dan Barat resmi ditutup pada Minggu, 29 Juni 2025 di Jakarta oleh Sekretaris Dewan Syura ABI, Ustadz Abdullah Beik, M.A.
Musda Serentak tahun ini mencakup tiga agenda utama, salah satunya adalah pemilihan Ketua DPD untuk keempat wilayah kota tersebut masa bakti 2024–2029. Hasil Musda menetapkan kembali Ustadz Syech Al Hamid sebagai Ketua DPD Jakarta Selatan, Bapak H. Sudaryono sebagai Ketua DPD Jakarta Barat, Bapak H. Chalimi, S.T. sebagai Ketua DPD Jakarta Timur, serta memilih Bapak Tarmidi sebagai Ketua DPD Jakarta Utara yang baru.
Pesan Dewan Syura: Sebuah Seruan Kembali kepada Bahtera
Dalam sambutannya, Sekretaris Dewan Syura ABI, Ustadz Abdullah Beik, M.A., menyampaikan pesan penutup yang sarat makna dan refleksi. Beliau mengajak seluruh peserta untuk meneguhkan kembali komitmen dalam perjuangan, dengan menjadikan Ahlul Bait sebagai poros kesetiaan dan arah perjalanan.
“Dalam setiap derap perjuangan, dalam tiap hela nafas pengabdian, senantiasa menggema panggilan suci yang melintasi ruang dan waktu: panggilan untuk menaiki Bahtera Ahlul Bait, bahtera yang terus berlayar menantang badai zaman dan gelombang sejarah.”
Sebagaimana termaktub dalam Shalawat Syakbaniyyah: “Allahumma ṣalli ‘ala Muhammad wa Āli Muhammad al-fulk al-jariyah…”
Ahlul Bait diibaratkan sebagai bahtera agung yang melaju tanpa henti, kokoh, teguh, dan tak tergoyahkan. Frasa al-jariyah yang merupakan bentuk ism fā’il dalam bahasa Arab menegaskan bahwa bahtera ini adalah entitas aktif yang senantiasa bergerak menembus samudera dalam (fi lujaj al-ghamira), menantang arus deras dan rintangan sejarah.
Meskipun berbagai upaya dilakukan untuk meredam laju bahtera ini, dengan membungkam para Imam, membatasi para pengikut, serta membangun tembok penghalang, bahtera itu tetap berlayar. Membawa berkah Ilahi yang terus mengalir hingga hari ini, memungkinkan kita untuk merasakan cahaya petunjuknya.
Namun, pesan pentingnya jelas: Ahlul Bait tidak membutuhkan kita, kitalah yang membutuhkan mereka. Sebagaimana kelanjutan doa tersebut menyatakan:
“Yamanu man rakibaha, wa yaghraq man tarakaha”, selamatlah mereka yang menaiki bahtera ini, dan binasalah mereka yang berpaling darinya.
ABI: Pilar Perjuangan dan Sarana Ibadah
Ahlulbait Indonesia (ABI) bukan sekadar organisasi. ABI adalah perpanjangan dari barisan kesetiaan dan jembatan menuju cita-cita suci. Setiap sidang, setiap diskusi, bahkan kerja-kerja tersembunyi yang dilakukan dalam diam, adalah bagian dari ibadah. Ibadah tak hanya termanifestasi dalam shalat dan puasa, tetapi juga dalam dedikasi menjaga nyala perjuangan dan melestarikan warisan Ahlul Bait bagi generasi mendatang.
Komunitas Ahlul Bait di Indonesia berdiri di tengah tantangan yang nyata dan kompleks. Kita telah membangun yayasan, menyelenggarakan pengajian, mendirikan sekolah, semuanya dengan perjuangan yang tidak mudah. Namun, kerja-kerja sporadis belum cukup untuk menjadikan kita kekuatan yang strategis dan diperhitungkan dalam lanskap nasional. Di sinilah pentingnya organisasi, barisan yang terpimpin, disiplin, dan solid yang mampu menavigasi dinamika zaman dan meneguhkan posisi kita.
Perjuangan untuk Masa Depan
Belajar berorganisasi berarti menapaki jalan pengabdian yang melampaui kepentingan pribadi dan jangkauan waktu kini. Kita bekerja bukan untuk hari ini semata, melainkan untuk meletakkan batu pertama dari bangunan masa depan. Mungkin kita tidak akan menyaksikan buah dari jerih payah ini, namun anak-anak dan cucu-cucu kitalah yang akan memetik hasilnya. Di hari pertanggungjawaban kelak, jangan sampai kita berdiri tanpa bekal perjuangan untuk kebenaran.
Maka, mari bergabung dalam bahtera ini, bukan karena dunia menuntutnya, tetapi karena hati kita merindukan kemuliaan yang hanya dapat ditemukan bersama Ahlul Bait.
Menjaga Nyala, Menyusun Peradaban
Dalam dunia yang kian bising dan sarat kepalsuan, Bahtera Ahlul Bait adalah mercusuar yang tak pernah redup. Bahtera ini mengajak kita untuk meninggalkan keraguan dan menapaki jalan sunyi yang menjanjikan keselamatan hakiki. Keterlibatan kita dalam organisasi ini adalah pernyataan yang jelas dan tegas, bahwa kita memilih untuk berlayar bersama kebenaran, menjaga nyalanya, dan menyusun fondasi peradaban yang kokoh bagi masa depan.
Mari bergerak dengan hati yang bersih, niat yang lurus, dan langkah yang terarah menuju fajar keadilan yang telah dijanjikan. Bersama Ahlulbait, kita bukan sekadar pengikut, melainkan penjaga amanat suci, pelindung bahtera, dan pewaris cita-cita agung menuju keselamatan abadi. []