PODCAST KHUSUS MEDIA ABI: “Menang Tanpa Tank, Menyusup Tanpa Peta”


Ahlulbait Indonesia – Dalam podcast Media ABI bertajuk “Menang Tanpa Tank, Menyusup Tanpa Peta: Langkah Strategis Iran Selanjutnya?” yang tayang pada 11 Juni 2025, Sayyid Muhammad Mahdi al-Attas (Ketua Majelis Perwakilan Anggota HPI Iran) mengungkap bagaimana Iran menjalankan salah satu operasi intelijen paling kompleks dan berani dalam sejarah modern, yaitu menyusup ke jantung sistem keamanan Israel dan membawa pulang ribuan file ultra-rahasia. Operasi ini dinilai bukan sekadar keberhasilan taktis, tetapi juga kemenangan strategis yang berpotensi mengubah lanskap kekuatan di Timur Tengah.

Intelijen Modern dan Kemenangan Senyap Tanpa Peluru

Dalam dunia intelijen, kemenangan tidak selalu ditentukan oleh jumlah pasukan atau dentuman senjata. Seringkali, satu operasi senyap dapat mengubah peta geopolitik global. Iran diklaim berhasil melakukan hal tersebut melalui operasi gabungan, serangan siber dan infiltrasi manusia yang menembus sistem pertahanan Israel dan membawa pulang sekitar 3 terabyte dokumen rahasia.

Dokumen yang berhasil diambil mencakup informasi vital terkait sektor nuklir, militer, sipil, hingga lokasi dan arsitektur sistem pertahanan strategis Israel. Ini bukan hasil dari satu malam, melainkan buah dari operasi jangka panjang yang sangat terstruktur dan dirahasiakan hingga data benar-benar diamankan oleh intelijen Iran.

Di Balik Klaim dan Narasi Balasan terhadap 2018

Ketika ditanya mengenai skeptisisme media Barat terhadap klaim ini, Sayyid Mahdi menyatakan bahwa narasi tersebut merupakan kontra-propaganda terhadap pengakuan Israel pada 2018, yang mengklaim telah mencuri data nuklir Iran. Yang menarik, hingga saat ini Israel belum mengeluarkan bantahan resmi, bahkan dua warga negaranya telah ditangkap atas tuduhan menjadi agen Iran.

“Negara mana yang habis mencuri data intelijen lalu langsung memamerkan buktinya?” tegas Mahdi.

“Diamnya Israel adalah alarm, bukan pembelaan.”

Kebisuan Israel, lanjutnya, bukan sekadar sikap pasif, tetapi indikasi krisis internal yang sedang terjadi.

Dampak Strategis, Sementara Iran Pegang Kartu As

Operasi ini dinilai sebagai kekalahan intelijen terbesar dalam sejarah Israel. Besarnya data yang bocor membuat posisi Iran menguat di panggung diplomasi internasional. Selama ini, Iran kerap dituduh memperkaya uranium untuk bom nuklir, tuduhan yang selalu mereka bantah atas dasar fatwa agama.

Kini, dengan denah situs nuklir Israel di tangan, Iran memiliki kartu as diplomatik yang dapat digunakan dalam berbagai perundingan strategis.

Mahdi mengungkap lima poin utama data yang berhasil dicuri:

1. Lokasi dan desain fasilitas nuklir Israel
2. Sistem pertahanan dan pola pengamanan
3. Identitas ilmuwan serta personel kunci
4. Jalur evakuasi darurat dan titik lemah struktural
5. Bukti hubungan rahasia Israel dengan negara Barat dan Asia

Dengan dokumen ini, Iran diyakini bisa:

1. Menekan negara-negara pendukung Israel melalui ekspos hubungan rahasia
2. Memberi tekanan psikologis kepada ilmuwan dan pejabat militer Israel
3. Menyusun skenario serangan presisi ke target vital bila diperlukan

“Jika titik paling rahasia sebuah negara telah diketahui musuh, maka tidak ada tempat yang benar-benar aman lagi,” kata Mahdi.

Efek Domino dan Gema di Dunia Arab

Dampak operasi ini meluas ke kawasan. Beberapa negara Arab mulai meninjau ulang pendekatan mereka terhadap Iran. Meski belum berani bersikap terbuka, persepsi terhadap Iran berubah, tak lagi sekadar kekuatan militer regional, tetapi juga aktor intelijen kelas dunia.

Keberhasilan ini juga membuka kemungkinan Iran berbagi informasi strategis dengan sekutu seperti Hamas, Hizbullah, dan Ansarullah. Dengan koordinat dan data presisi, potensi kerusakan dari serangan mereka meningkat signifikan.

“Dulu serang bandara, besok mungkin langsung ke reaktor nuklir,” ujar Mahdi.

Retaknya Sistem dalam Negeri Israel

Kebocoran ini mengguncang kepercayaan internal di Israel. Mossad dan Shin Bet kini berada di bawah sorotan publik, harus menjelaskan bagaimana data paling sensitif bisa direbut musuh. Saling curiga mulai muncul antaranggota militer dan intelijen.

Di tengah masyarakat, rasa aman berganti jadi kecemasan. Jika reaktor nuklir saja bisa bocor, bagaimana dengan lokasi perlindungan sipil?

Pelajaran untuk Indonesia, Perang Tanpa Seragam

Saat ditanya apa relevansi peristiwa ini bagi Indonesia, Mahdi memberikan peringatan tegas:

“Di era perang hibrida, informasi adalah senjata paling mematikan. Bukan hanya rudal dan drone, tapi juga metadata, peta lokasi, dan unggahan media sosial.”

Ia mengingatkan, kebocoran informasi bisa terjadi bukan karena diserang, tapi karena kelalaian internal. “Satu foto tak penting, di tangan agen terlatih, bisa jadi awal operasi militer.”

Catatan Redaksi Media ABI

Klaim Iran memang dramatis dan hingga kini belum diverifikasi secara independen. Namun, jika terbukti benar, maka dunia tengah menyaksikan pergeseran besar dalam medan peperangan global, dari tank ke server, dari senjata ke metadata.

Operasi intelijen Iran ini, bila valid, adalah bukti bahwa ketika kekuatan siber dan jaringan manusia bekerja serempak, bahkan pertahanan terbaik pun bisa runtuh. Dunia telah memasuki babak baru dalam sejarah peperangan, yakni perang tanpa peluru.[]



Source link

TERKINI

EDUKASI