Silaturahmi ABI dan PGI: Merawat Kebhinekaan melalui Dialog Lintas Iman demi Keutuhan Bangsa


Jakarta, 13 Juni 2025 — Dewan Syura Ahlulbait Indonesia (ABI) melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) di Jakarta Pusat, Jumat (13/6). Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen ABI untuk memperkuat dialog antaragama, membangun jejaring harmoni sosial, dan menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika keberagaman Indonesia.

Delegasi ABI dipimpin oleh Ketua Komisi Penguatan Relasi dan Jaringan (KPRJ), Ustadz Umar Shahab, didampingi oleh Wakil Ketua Komisi, Ustadz Miqdad Turkan, serta Sekretaris Dewan Syura, Ustadz Abdullah Beik. Kehadiran mereka disambut dengan hangat oleh Ketua Umum PGI, Pdt. Jackvelyn Frist Manuputty, bersama Sekretaris Eksekutif Hubungan Antaragama PGI, Pdt. Johan Kristantara.

Pertemuan berlangsung dalam suasana akrab dan penuh keterbukaan. Kedua pihak membahas berbagai isu strategis, mulai dari krisis kebangsaan, kerusakan lingkungan, tantangan ketahanan keluarga, hingga perlunya pendidikan yang menanamkan nilai-nilai spiritual lintas iman.

Dalam kesempatan tersebut, Ustadz Miqdad Turkan menekankan bahwa nilai-nilai kemanusiaan yang universal dapat menjadi fondasi kuat dalam membangun sinergi antarumat beragama.

“Perbedaan keyakinan tidak menjadi penghalang untuk menemukan titik temu. Pertemuan ini membuktikan bahwa dialog yang tulus mampu melahirkan kesamaan visi demi keutuhan bangsa. Semoga ini menjadi awal dari kerja sama yang lebih luas dan berkelanjutan,” ujarnya.

Sementara itu, Ustadz Umar Shahab menyoroti pentingnya komunikasi antariman sebagai prasyarat terwujudnya solidaritas sosial yang autentik.

“Perbedaan bukan ancaman, melainkan potensi kekuatan bila dikelola dengan bijak. Dialog lintas iman seperti ini menjadi ruang krusial untuk mencegah kesalahpahaman dan membangun pemahaman yang lebih utuh antar warga bangsa,” tuturnya.

Ketua Umum PGI, Pdt. Jackvelyn Frist Manuputty, menyambut positif kunjungan ABI dan menggarisbawahi pentingnya menjaga semangat keguyuban sebagai identitas sosial Indonesia yang luhur.

“Pertemuan ini menghidupkan kembali semangat keguyuban yang menjadi kekayaan bangsa. Dalam konteks pluralitas, kita perlu terus merawat semangat kebersamaan yang mampu menjembatani perbedaan demi cita-cita kebangsaan dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Silaturahmi diakhiri dengan pertukaran cenderamata sebagai simbol persaudaraan dan komitmen bersama dalam memperkuat jejaring lintas iman di Indonesia.

Lebih dari sekadar agenda seremonial, pertemuan ini merupakan langkah nyata dalam merawat keindonesiaan yang majemuk. Di tengah kecenderungan global menuju polarisasi, silaturahmi lintas agama seperti ini menghadirkan harapan—bahwa perdamaian dan harmoni hanya akan tumbuh ketika manusia bersedia saling memandang sebagai sesama.[]



Source link

TERKINI

EDUKASI